Cari Jawaban | Beri Jawaban | Untuk Segala Pertanyaan

Disleksia Adalah

Posted on: September 15, 2011

Disleksia berasal dari bahasa Greek, yakni dari kata “dys” yang berarti kesulitan, dan kata”lexis” yang berarti bahasa. Jadi disleksia secara harafiah berarti “kesulitan dalam berbahasa”. Anak disleksia tidak hanya mengalami kesulitan dalam membaca, tapi juga dalam hal mengeja, menulis dan beberapa aspek bahasa yang lain. Kesulitan membaca pada anak disleksia ini tidak sebanding dengan tingkat intelegensi ataupun motivasi yang dimiliki untuk kemampuan membaca dengan lancar dan akurat, karena anak disleksia biasanya mempunyai level intelegensi yang normal bahkan sebagian diantaranya di atas normal. Disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis, dan ditandai dengan kesulitan  dalam mengenali kata dengan tepat / akurat, dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkode symbol.

Secara lebih khusus, anak disleksia biasanya mengalami masalah masalah berikut:

  1. Masalah fonologi : Yang dimaksud masalah fonologi adalah hubungan sistematik antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku” dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata kata yang mempunyai bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan masalah pendengaran namun berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak.
  2. Masalah mengingat perkataan : Kebanyakan anak disleksia mempunyai level intelegensi normal atau di atas normal namun mereka mempunyai kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita namun tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana.
  3. Masalah penyusunan yang sistematis / sekuensial : Anak disleksia mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun, hari dalam seminggu atau susunan huruf dan angka. Mereka sering ”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal orang tua sudah mengingatkannya bahkan mungkin sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya. Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang jam 8 pagi. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”. Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak.
  4. Masalah ingatan jangka pendek : Anak disleksia mengalami kesulitan memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku PR matematikanya ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya.
  5. Masalah pemahaman sintaks : Anak disleksia sering mengalami kebingungan dalam memahami tata bahasa, terutama jika dalam waktu yang bersamaan mereka menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai tata bahasa yang berbeda. Anak disleksia mengalami masalah dengan bahasa keduanya apabila pengaturan tata bahasanya berbeda daripada bahasa pertama. Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal susunan Diterangkan–Menerangkan (contoh: tas merah), namun dalam bahasa Inggris dikenal susunan Menerangkan-Diterangkan (contoh: red bag).

Penelitian terkini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan anatomi antara otak anak disleksia dengan anak normal, yakni di bagian temporal-parietal-oksipitalnya (otak bagian samping dan bagian belakang). Pemeriksaan functional Magnetic Resonance Imaging yang dilakukan untuk memeriksa otak saat dilakukan aktivitas membaca ternyata menunjukkan bahwa aktivitas otak individu disleksia jauh berbeda dengan individu biasa terutama dalam hal pemprosesan input huruf/kata yang dibaca lalu “diterjemahkan” menjadi suatu makna.

Berikut ini adalah tanda tanda disleksia yang mungkin dapat dikenali oleh orang tua atau guru:

  1. Kesulitan mengenali huruf atau mengejanya
  2. Kesulitan membuat pekerjaan tertulis secara terstruktur misalnya essay
  3. Huruf tertukar tukar, misal ’b’ tertukar ’d’, ’p’ tertukar ’q’, ’m’ tertukar ’w’, ’s’ tertukar ’z’
  4. Daya ingat jangka pendek yang buruk
  5. Kesulitan memahami kalimat yang dibaca ataupun yang didengar
  6. Tulisan tangan yang buruk
  7. Mengalami kesulitan mempelajari tulisan sambung
  8. Ketika mendengarkan sesuatu, rentang perhatiannya pendek
  9. Kesulitan dalam mengingat kata-kata
  10. Kesulitan dalam  diskriminasi visual
  11. Kesulitan dalam persepsi spatial
  12. Kesulitan mengingat nama-nama
  13. Kesulitan / lambat mengerjakan PR
  14. Kesulitan memahami konsep waktu
  15. Kesulitan membedakan huruf vokal dengan konsonan
  16. Kebingungan atas konsep alfabet dan simbol
  17. Kesulitan mengingat rutinitas aktivitas sehari hari
  18. Kesulitan membedakan kanan kiri
  19. Membaca lambat lambat dan terputus putus dan tidak tepat misalnya

o  Menghilangkan atau salah baca kata penghubung (“di”, “ke”, “pada”).
o  Mengabaikan kata awalan pada waktu membaca (”menulis” dibaca sebagai ”tulis”)
o  Tdak dapat membaca ataupun membunyikan perkataan yang tidak pernah dijumpai
o  Tertukar tukar kata (misalnya: dia-ada, sama-masa, lagu-gula, batu-buta, tanam-taman, dapat-padat, mana-nama)

Ref : dyslexia-indonesia.org

1 Response to "Disleksia Adalah"

koq ciri-cirinya kayak aku y???

Leave a comment